"Beda pemuda dengan orang tua adalah cara berfikir. Pemuda berbicara tentang masa depan sedangkan orang tua berbicara tentang masa lalu”Anis Baswedan.
Pemuda adalah tulang punggung bangsa Indonesia yang dituntut untuk dapat memecahkan berbagai masalah bangsa yang kompleks dengan visi yang terarah, idealisme yang kuat, semangat juang yang menggelora, daya kreasi dan inovasi, sikap kritis dan tanggap terhadap masalah yang ada di masyarakat. Pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun (Pasal 1, UU No. 40 Tahun 2009). Meskipun batasan umur ini masih diperdebatkan oleh berbagai pihak baik di Indonesia sendiri maupun di belahan dunia lain, yang pasti peran pemuda dalam pembangunan bangsa sangatlah besar dan tidak bisa dianggap sebelah mata.
Kita masih ingat bahwa bangsa Indonesia berdiri karena para pemuda mulai dari masa Budi Oetomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi Kemedekaan (1945), Orde Baru (1966), Reformasi (1998) hingga sekarang memiliki peranan yang penting bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itulah pemuda yang akan memimpin masa yang akan datang harus dipersiapkan secara matang dan komprehensif sehingga akan menjadi pemimpin memiliki integritas, kecakapan, pengetahuan dan perilaku jujur untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Jumlah pemuda yang ada di Indonesia adalah 62 juta jiwa atau 27 % dari total penduduk Indonesia. Apabila satu pemuda saja seperti Bung Hatta dapat menjadi inspirasi dan membuat bangsa Indonesia ini diperhitungkan di kancah Internasional, bayangkan bila potensi 62 juta jiwa pemuda Indonesia mengeluarkan segenap potensinya secara bersama – sama, maka bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani di Dunia Internasional.
Namun, hari ini para pemuda tersebut masih mempunyai banyak permasalahan yang tidak ringan seperti rendahnya tingkat pendidikan, tingginya tingkat pengangguran, afirmasi dari budaya barat akibat globalisasi dan tidak seimbangnya proporsi aktivitas kepemudaan di kota dengan di desa. Persoalan utama yang dari pemuda yang saya cermati adalah tingginya tingkat pengangguran seperti contoh kasus yang terjadi di Propinsi D.I. Yogyakarta sebagai kota pendidikan menyumbang pengangguran terdidik yang tidak sedikit yaitu lebih dari 1 juta orang dan yang lebih mencengangkan adalah sebanyak 104 ribu orang adalah mahasiswa S2. Belum lagi apabila kita lihat letak geografis kita yang luas terbentang dari barat hingga timur yang terpisah oleh luasnya lautan Indonesia masalah ini menjadi kompleks dan perlu penyelesaian masalah yang komprehensif hingga ke akar – akarnya.
Tanggung jawab besar diemban oleh para pemuda sekarang ini untuk menggantikan pemuda generasi sebelumnya yang ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah bangsa Indonesia yang dilanda problema akut sehingga membutuhkan pemikiran dan gagasan baru guna terciptanya bangsa Indonesia yang berharkat dan bermartabat.
Salam Perubahan demi Indonesia yang lebih baik!
[Tulisan ini disalin kembali oleh penulis dari blog wordpress milik penulis]
18/02/2013
#Kontrakan Jl. Magelang, Sindoadi, Sleman.
No comments:
Post a Comment
Sila tinggalkan komentar. Nuwun.